Borneotribun Bengkayang, Kalbar - Pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2022 sekitar pukul 15.45 Wib di Pasiran, Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang lokasi Pertambangan PETI telah terjadi longsoran yang mengakibatkan 2 orang pekerja meninggal dunia.
Salah satu sumber yang tidak mau di sebutkan namanya menerangkan kepada media ini, untuk memberikan keterangan tidak berani karena menurutnya yang punya kewenangan adalah DANRINDAM.
“Untuk memberikan keterangan terus terang saya ngak berani. Karena di sini yang punya wewenang adalah DANRINDAM, Jadi mohon maaf saya tidak bisa memberikan keterangan apa yang mas-mas kehendaki, silahkan aja mau ke DANRINDAM maupun ke KODAM," Katanya.
Ia juga mengatakan terkait masalah kejadian kemarin sore memang ada korbannya 2 orang laki-laki, Usia 24 tahun dan 22 tahun dan asal korban satu dari Subah, Kabupaten Sambas dan satu lagi dari Mentrado.
"Korban sudah dievakuasi tadi pagi dan langsung diantar ke kampung halaman korban dengan dua unit Mobil yakni ke Mentrado dan satu mobil lagi ke arah subah. Bos pemodal pekerja bertanggung jawab atas semua kejadian ini dan akan di urus secara kekeluargaan, sebab kejadian ini sudah biasa kalau terjadi kecelakaan akan ditangani langsung oleh Bos_nya. Terus terang kita sangat prihatin dengan kondisi ini, Saya di sini hanya mewadahi saja. Kemarin sudah pernah di tutup, namun karena kondisi mata pencaharian juga, Kawan kawan menginginkan juga. Kalau di lihat dari peta lokasi ini memang milik RINDAM," Tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Goa Boma Amdan saat dimintai keterangan mengatakan memang tadi malam mendapat informasi namun siang ini bisa langsung ke TKP akibat cuaca hujan.
“Saya mendapat informasi dari tadi malam karena memang terkendala cuaca hingga saya baru ke TKP sekitar jam satu siang Ini. Setelah kita cek dan memperlihatkan koordinat ternyata TKP itu kurang lebih 100 meter lagi batas dengan Pemkot, Artinya secara keseluruhan kejadian di TKP itu masuk wilayah umumnya kabupaten Bengkayang dan wilayah administrasi Desa Goa Boma dan kapasitas saya disini memastikan wilayah kejadian yang sebenarnya," Ucap Amdan. Senin (27/06/2022).
Lanjut Amdan, untuk masalah aktivitas disini selama ini tidak pernah ada lapor ke pihak Desa, Dalam hal ini desa tidak pernah ikut campur serta jarang di libatkan secara langsung.
"Hanya mendengar kabar, baru turun TKP kalau pun kami tahu. Memang selama ini para pengusaha yang ada tidak pernah lapor secara khusus, baik bertamu atau buka usaha tidak pernah untuk memberikan laporan kepada pemerintah Desa," Lanjut Amdan.
Amdan juga berharap kepada masyarakat untuk dapat beralih pekerjaan karena PETI sangat berbahaya dan bisa menelan korban lagi.
"Inilah yang menjadi PR kami nanti, Bagaimana masyarakat ini tentunya kami sosialisasikan, Termasuk ya salah satu kegiatan yang dilakukan bersama TNI yaitu melakukan penanaman kembali atau penghijauan," Ucap Amdan Kades Goa Boma.
Sementara, Untuk Masalah aktivitas disini jelas berimbas terhadap dampak Ekonomi juga sangat positif, hanya saja kegiatan ini tidak punya izin serta nilai negatifnya pengerusakan lahan.
Dan harapan kami kepada pemerintah daerah baik pemerintah kabupaten bengkayang maupun pemerintah provinsi kalimantan barat, siapkan lapangan pekerjaan yang mampu menampung banyak orang, supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi. Sebab pengusaha PETI ini tidak ada yang berani terang-terangan.
"Mereka semua kucing-kucingan dalam arti kata.Kami pemerintah desa pun tidak mengetahui, karena kalau setiap hari kesini jelas jarak tempuh juga jauh serta apa kapasitas kami selalu datang ke sini. Kalau ada hal-hal seperti ini, kami tidak tahu kalau tidak turun ke lapangan. Apakah itu wilayah bengkayang atau wilayah Singkawang, sebab lihat dari situasi ini banyak sekali wilayah perbatasan," Ungkapnya.
"Ada perbatasan Singkawang dan Bengkayang, ada perbatasan Sungai Raya dan Mentrado, Jadi kalau tanpa turun di TKP kita akan sulit membuat statemen bahwa benar terjadi di suatu daerah," Tandas Amdan Kades Goa Boma.
Penulis : Rinto Andreas/Tim